(p3m@stiba.ac.id)-Makassar. Pada tanggal 13 Syakban 1442 H/ 27 Maret 2021 Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar kembali menggelar hajatan spesial dalam rangka memacu minat pengabdian masyarakat civitas academica STIBA Makassar.

P3M STIBA Makassar menggelar workshop PkM dalam lingkup Diktis dengan menghadirkan narasumber yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya, yakni Dr. Abdul Basir, M.Pd.I. Beliau saat ini menduduki jabatan “Analis Kebijakan Ahli Muda, Seksi Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Agama RI.”

Di awal acara, Ketua STIBA Makassar, Dr. Ahmad Dain Yunta, Lc., M.A. berucap rasa syukur karena kegiatan yang mendukung pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi ini dapat dilaksanakan. Beliau berharap agar civitas academica dapat meningkatkan kompetensinya dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, terlebih lagi jika dapat mengikuti hibah dan program unggulan Diktis berkenaan dengannya. Oleh karena itu, beliau juga berharap agar Dr. Abdul Basir, M.Pd.I. senantiasa mendampingi dan mengarahkan STIBA Makassar untuk melejitkan bakat dan minat civitas academica dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

Setelah itu, kepala P3M yang juga bertindak sebagai moderator juga memperkenalkan kegiatan-kegiatan PkM progresif yang telah dilaksanakan oleh STIBA Makassar. Di antaranya pelaksanaan KKN Berbasis riset dan pendirian jurnal Wahatul Mujtama’ sebagai wadah bagi civitas academica STIBA Makassar dalam memublikasikan hasil pengabdian Kepada Masyarakatnya dalam bentuk artikel ilmiah.

Dalam pemaparan materinya, Dr. Abdul Basir, M.Pd.I. menyampaikan bahwa PkM tidak dapat dipandang sebelah mata, melainkan ia merupakan hal yang tidak terpisahkan dengan Tri Dharma Perguruan lainnya yaitu Pengajaran dan Penelitian. “Ibarat sebuah piramida” maka PkM berada pada bagian piramida tersebut, bahkan beliau manyebutkan bahwa ending (akhir) dari pengajaran dan penelitian adalah pengabdian kepada masyarakat.

Tidak hanya itu, beliau juga mengkritisi “perilaku ilmiah” sebagian para akedemisi yang hanya terpacu memublikasikan karya-karya ilmiahnya di jurnal bereputasi dan terindeks Scopus, padahal tidak berdampak langsung secara nyata di masyarakat. Selain itu, beliau juga mengkritisi perguruan tinggi yang hanya tampil sebagai “Menara Gading”, yang keberadaannya tidak begitu berdampak bagi kehidupan masyarakat.

Selain menguraikan urgensi dan manfaat PkM bagi dosen STIBA Makassar, narasumber juga menekankan akan pentingnya penggunaan metodologi yang jelas dalam pelaksanaannya. Pada kesempatan tersebut, beliau memperkenalkan 2 (dua) metode PkM yang sering dilakukan di masyarakat, yakni metode ABCD (Asset-Based Community Development) dan PAR (Participatory Action Research).

Posted by. Asw.

Tinggalkan Balasan